Kamis, 28 Oktober 2010

Abstrak Penelitian

Pitri Elbrigita Yohana, 2009: Penerapan Metode Project-Based Learning (Pembelajaran Proyek) Pada Pembelajaran Dimensi Tiga Di Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Palangka Raya. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Palangka Raya. Pembimbing: (1) Dr. Demitra, M.Pd, (2) Drs. Ardo Subagjo, M. Pd.

Metode Project-Based Learning merupakan metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas guru dan siswa, mengetahui hasil belajar serta respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran proyek dalam pembelajaran dimensi tiga.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam siklus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei 2009. Penelitian ini melibatkan 36 orang siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan kelas X semester II SMA N 2 Palangka Raya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini digunakan dua siklus, setiap siklus dilakukan satu kali pertemuan. Untuk mengetahui penguasaan materi dalam menentukan jarak dari titik ke garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga, setelah pembelajaran siklus II berakhir dilaksanakan tes akhir. Untuk mengetahui validitas butir soal, 8 soal telah ditelaah atau diperiksa validitas nya oleh tiga orang ratter dan dari uji validitas tersebut semua soal valid. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan maka digunakan instrumen yaitu RP, LKS, Lembar Observasi, angket, dan tes tertulis. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama, aktivitas guru selama proses penerapan metode pembelajaran proyek pada sub materi menentukan jarak dari titik ke garis dalam ruang dimensi tiga, yaitu guru menuntun siswa untuk menemukan konsep jarak pada bangun ruang dengan menggunakan LKS dan membagi siswa ke dalam kolompok dan guru menuntun siswa untuk membuat rancangan tugas proyek yang akan dikerjakan siswa sebagai Pekerjaan Rumah. Kemudian guru membimbing siswa dalm tugas dan menaggapi tugas yang dikerjakan oleh siswa. Guru bertindak lebih aktif dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam tugas. Dan pada akhir pembelajaran guru bersama-sama siswa menyimpulkan tujuan pembelajaran dan hal-hal penting dalam pembelajaran. Kemudian untuk aktivitas siswa terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu siswa lebih aktif dalam bertanya, mengerjakan tugas proyek, mempresentasikan dan menarik kesimpulan dalam pembelajaran, diperoleh kesimpulan bahwa dengan metode pembelajaran proyek dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kedua, hasil belajar siswa telah mencapai kriteria ketuntasan, pada tes akhir pembelajaran dari keseluruhan tindakan diperoleh tuntas belajar 97,2% dan dari lembar observasi diketahui bahwa metode pembelajaran proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ketiga,  respon siswa dilihat dari angket yang diberikan guru kepada siswa dalam proses penerapan metode pembelajaran proyek terdapat 61,39% siswa sangat setuju, 37,22% siswa yang menyatakan setuju dan 1,39% siswa yang menyatakan tidak setuju dengan penerapan metode pembelajaran proyek. Selain itu pihak sekolah pun menyambut baik dengan adanya suatu metode yang dapat meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi siswa dan kinerja guru dengan metode pembelajaran proyek.

Abstrak Penelitian

Gunawan, 2009. Penerapan Quantum Teaching pada Pembelajaran Segitiga Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Palangka Raya       Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika,         Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Palangka Raya. Pembimbing:  (1) Drs. Ardo Subagjo, M.Pd., (2) Dr. Demitra, M.Pd.

Pembelajaran matematika yang cenderung membosankan seringkali dialami oleh siswa. Hal tersebut mengakibatkan sebagian besar siswa mengalami kejenuhan dan kurangnya motivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran matematika. Quantum Teaching dapat mengembangkan kemampuan guru untuk menumbuhkan kembali sikap positif dan antusiasme siswa dalam belajar, yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang meriah dan menyenangkan bagi siswa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas guru selama penerapan Quantum Teaching, mendeskripsikan aktivitas siswa selama penerapan Quantum Teaching, mengetahui hasil belajar siswa selama penerapan Quantum Teaching dan mengetahui respon siswa terhadap penerapan Quantum Teaching.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam 3 (tiga) siklus dengan masing-masing siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sejak akhir bulan Mei 2009 hingga pertengahan bulan Juni 2009. Subjek penelitian ini adalah 32 orang siswa kelas VII-5 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Palangka Raya, namun hanya 29 orang siswa yang ikut disertakan dalam analisis data, karena 3 orang siswa yang lain tidak mengikuti penelitian ini dari awal hingga berakhir. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisian lembar observasi aktivitas guru, pengisian lembar observasi aktivitas siswa, tes hasil belajar, dan pengisian angket respon siswa. Data berupa hasil observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa dianalisis secara kualitatif, sedangkan data berupa hasil belajar siswa dan respon siswa dianalisis secara kuantitatif.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) guru telah melakukan segala aktivitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip Quantum Teaching dan kerangka TANDUR dalam menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan selama penerapan Quantum Teaching, (2) siswa berperan aktif dan menunjukkan sikap positif selama penerapan Quantum Teaching, (3) rata-rata hasil belajar siswa selama penerapan Quantum Teaching selalu mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus III. Pada siklus II, rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 5,36% dibandingkan siklus I, sedangkan pada siklus III, rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 5,72% dibandingkan pada siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus III. Pada siklus I, siswa yang tuntas mencapai 86,21%. Pada siklus II, siswa yang tuntas mencapai 89,66%. Sedangkan pada siklus III, siswa yang tuntas mencapai 93,10%, (4) respon siswa terhadap penerapan Quantum Teaching adalah positif dengan rata-rata persentase siswa yang menunjukkan respon positif mencapai 92,82%.